Jumat, 25 Februari 2011

Tesis Andhika Lungguh Percekla, S. Kom, M. Si


PENGARUH PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBINAAN KEPEGAWAIAN DAN DUKUNGAN FASILITAS/SARANA PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN AKADEMIK DAN KOHESIVITAS KELOMPOK PEGAWAI DALAM MEWUJUDKAN PERILAKU BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
DI STIKES KARSA HUSADA GARUT

A. Latar Belakang Penelitian
Dalam memasuki era persaingan bebas sektor pendidikan mendapat tempat yang khusus di mata pemerintah dalam mempersiapkan para generasi muda yang sekarang dan akan datang, hal ini dapat kita lihat dan kita rasakan bahwa Pemerintah dengan program-programnya menangani dengan serius permasalahan bangsa, yaitu masalah pendidikan agar mampu mempersiapkan para generasi muda yang sekarang dan akan datang menjadi  generasi yang mampu menjawab tantangan jaman dan tantangan kerja.
Dalam menghadapi tantangan yang makin berat dalam menghadapi para pesaing penyelenggara pendidikan khususnya Pendidikan Tinggi di bidang kesehatan, yang makin banyak bermunculan di wilayah Kabupaten Garut dalam menyiapkan tenaga-tenaga ahli kesehatan diantaranya ahli madya keperawatan, ahli madya kebidanan serta perawat professional (S1) yang bermutu, berkualitas dan siap kerja.
Text Box: 1STIKes Karsa Husada Garut dalam menjawab tantangan persaingan tersebut, akan mengidentifikasi permasalahan yang ada di STIKes Karsa Husada Garut. Mengacu kepada UU No. 25 tahun 2000 program pembangunan nasional yang berisi pembentukan badan akreditasi nasional dan sertifikasi mengajar di Perguruan Tinggi sebagai bentuk upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan dalam upaya mewujudkan kualitas pendidikan secara nasional, melalui Kementrian Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi tenaga kependidikan yang berhubungan dengan 1) proses pembelajaran 2) pengembangan potensi, 3) penguasaan akademik.
Berdasarkan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED), STIKes Karsa Husada Garut dirasa perlu mengevaluasi diri terhadap penyelengaraan organisasi di tubuh STIKes Karsa Husada Garut.
            Dalam menjalankan Visinya yaitu : ” Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut Menjadi Lembaga Pendidikan Yang bermutu Dalam Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi Dalam Bidang Kesehatan Serta Mampu Bersaing di Tingkat Regional Dan Nasional Tahun 2015”.
Hal ini dapat dilihat dari fenomena permasalahan berikut :
1.      Dalam menjalankan hasil kebijakan yang dibuat, sosialisasi terhadap hasil kebijakan masih  belum berjalan optimal. sehingga pemahaman terhadap materi kebijakan itu sendiri kurang  dipahami oleh pegawai, dosen dan juga mahasiswa STIKes sebesar 69,71%
2.      Dalam dukungan fasilitas/sarana pendidikan belum berjalan optimal sehingga kegiatan perencanaan, pengembangn  dan supervisi belum berjalan dengan baik.  
3.      Kinerja pelayanan akademik yang belum optimal, sehingga pegawai tidak memberikan pelayanan yang optimal kepada mahasiswa. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dan pengetahuan  berbeda, sebesar 28% masih kurang.
4.      Kohesivitas kelompok pegawai antar program studi masih kurang,  sehingga belum dapat melakukan koordinasi yang baik dan cepat pada saat diperlukan bagi pelaksanaan tugas-tugas yang kompleks.kurangnya komunikasi dan kurangnya kesadaran pegawai dalam beroganisasi sebesar 28%.
5.      Perilaku belajar, kesadaran mahasiswa dalam kegiatan proses belajar efektif masih kurang.  Hal ini dapat dilihat dari kehadiran mahasiswa yang masih kurang dari 75% sebesar rata-rata 30% dari tiap-tiap mata kuliah. 
6.       Prestasi belajar, pembinaan yang berkesinambungan dalam bidang non akademik belum berjalan optimal sehingga mahasiswa tidak kretif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari mahasiswa yang mengikuti kegiatan non akademik hanya sebesar 60%.
Kebijakan dalam pendidikan tinggi dimaksudkan untuk menjadikan pendidikan tinggi tentang progran-program yang digulirkan Kementerian Pendidikan Tinggi sehingga mahasiswa dan masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal dalam bidang pendidikan. Hal ini diduga dapat mempengaruhi kinerja pelayanan akademik dan kohesivitas kelompok pegawai dalam meningkatkan perilaku belajar dan prestasi belajar mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan tersebut diatas, maka pernyataan masalah (Problem Statement) dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : ” Perilaku belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut belum memuaskan ”. Hal ini diduga antara lain karena pelaksanaan kebijakan pembinaan kepegawaian dan dukungan fasilitas/sarana pendidikan belum berjalan secara optimal sehingga berpengaruh terhadap kinerja pelayanan akademik dan kohesifitas kelompok pegawai dalam mewujudakan perilaku belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa.
Dari pernyataan masalah  tersebut dapat dirumuskan pertanyaan masalah (problem question) sebagai berikut : Apakah pelaksanaan kebijakan pembinaan kepegawaian dan dukungan fasilitas/sarana pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pelayanan akademik dan kohesivitas kelompok dalam perilaku belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut ?

C. Struktur Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Pendidikan Kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Administrasi Negara adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efisien melalui orang lain. (Robbins, dalam Iskandar, 2005:18). Siagian memberikan pengertian bahwa administrasi negara adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya (Iskandar, 2005:18-19).
Waldo (dalam Iskandar, 2005:18)  mendefinisikan administrasi negara sebagai suatu manajemen manusia dalam pemerintahan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, administrasi negara merupakan suatu seni dan ilmu tentang manajemen yang dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan negara.
Dengan demikian,  pendekatan administrasi negara sangat berhubungan dengan peranan aparatur pemerintah dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui aktivitas penyediaan berbagai barang-barang publik dan aktivitas dalam pemberian pelayanan umum, termasuk dalam kaitan ini yaitu mengenai pendidikan khususnya pendidikan kesehatan.

1. Pelaksanaan Kebijakan Penyuluhan Agama Islam
Kebijakan publik menurut Anderson (Iskandar, 2005:51) sebagai tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu. Kebijakan publik meliputi apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk melakukan  atau tidak melakukan sesuatu dan merupakan pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Selanjutnya Iskandar (2005:55) menjelaskan bahwa tujuan sentral dari suatu kebijakan pemerintah adalah kepentingan umum (publik). Pembentukan kebijakan dapat dilakukan secara demokrasi dalam pengertian anggota dari suatu kelompok mendapat kesempatan untuk dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung terhadap isi, terjadinya maupun akibat dari suatu kebijakan publik. Hal ini mengisyaratkan bahwa kebijakan publik ditujukan untuk memenuhi kepentingan umum, yang di dalam prosesnya melibatkan berbagai faktor seiring dengan pemenuhan tuntutan yang dihadapi dari kompleksitas permasalahan yang harus diantisipasi dalam suatu kebijakan publik.
Pengertian Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pola Pembinaan adalah kerangka kegiatan pembinaan, agar pelaksanaan pembinaan tersebut dapat berdayaguna dan tepat guna, serta mencapai tujuannya.
            Konsep pemikiran mengenai pembinaan kepegawaian, ternyata aspek manusia sebagai aparatur merupakan faktor penting dan dominan dalam menentukan kualitas. Hal ini mengandung arti bahwa sarana dan prasarana yang serba modern dan canggih bukan syarat utama mutlak bagi terwujudnya kualitas kinerja tanpa dukungan oleh kualitas sumber daya manusianya yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang handal dan profesional
            Pelaksanaan kebijakan pembinaan kepegawain dapat dilihat dari berbagai dimensi dan indikator seperti halnya  dikemukakan oleh Dunn (1999:32) yaitu sosialisasi kebijakan, pelaksana serta pengendalian.
2. Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan
Menurut buku Pedoman Penjaminan Mutu Akademik Universitas Indonesia tahun 2007, pengertian Fasilitas adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Sedangkan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam mencapai maksud atau tujuan.
Berdasarkan UU No 20 tahun 2003, Bab XII, Pasal 45 tentang sarana dan prasarana pendidikan adalah :
  1. Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan  pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
  2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan fasilitas/sarana pendidikan menurut (Notoatmodjo, soekidjo, Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan, 2004): Fasilitas/Sarana Prasarana Pendidikan, Mudah/tidaknya dijangkau.
3.      Tenaga Kerja
Wardiyatmoko. K, Biantoro, HR, 2000 menjelaskan pengertian sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Adapun dalam dukungan fasilitas/sarana pendidikan terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja : Jumlah tenaga, kualifikasi tenaga dan kualifikasi pendidikan.
3. Kinerja Pelayanan Akademik
Pengertian kinerja menurut maier (dalam As’ad, 2001 : 18) bahwa kinerja merupakan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Guilbert (2002 : 23) menyebutkan bahwa: ” kinerja adalah hasil yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang dalam bekerja”. Prawirosentono (2002 : 2) memberikan pengertian terhadap kinerja sebagai berikut : ” Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
            Adapun untuk mengukur kinerja pelayanan akademik dapat dilihat dari dimensi dan indikator sebagai berikut : Motivasi, dukungan sosial, akses terhadap sumber informasi dan pembinaan kerja. (Iskandar, djusman, 2005 : 102)


1.      Dimensi Motivasi
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003:41).
Adapun dalam Kinerja Pelayanan Akademik terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi : Pemuas/Instrinstic Motivation dan pemelihara/maintenance.
2.      Dimensi Dukungan Sosial
Saronson (1991) menerangkan bahwa dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Menurut Gonollen dan Bloney (As’ari, 2005), dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut. Katc dan Kahn (2000) berpendapat, dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.Adapun dalam Kinerja Pelayanan Akademik terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial : Keintiman/kedekatan, Harga diri dan keterampilan social.
3.      Dimensi Akses Terhadap Sumber Informasi
Kualitas sumber daya manusia akan sangat bergantung kepada penguasaan informasi, baik berupa keluasan wawasan pengetahuan, teknologi maupun keterampilan lainnya. Sumber infomasi itu dapat berasal dari lembaga pendidikan (formal maupun nonformal), dari media massa, seperti surat kabar, berasal dari lingkungan kerabat kerja, sanak keluarga dan lingkungan tetangga, serta kegiatan perpustakaan, seminar ceramah ilmiah dan media lain yang terkait. Adapun dalam Kinerja Pelayanan Akademik terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi akses terhadap sumber informasi: Kelebihan informasi, Pengertian dan umpan balik (Thoha, 1976 : 168-180).
4.      Dimensi Pembinaan Kerja
Pembinaan kerja terhadap para pegawai atau petugas oleh para lembaga yang mempekerjakannya sangatlah diperlukan bagi peningkatan kualitas sumber daya mansusia agar petugas itu dapat bekerja secara efektif, efesien, dalam lingkup tugas yang dibebankan kepadanya. Paling sedikit ada tiga aspek pada diri pegawai  yang memerlukan pembinaan, yaitu peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan kerja, dan peningkatan sikap pegawai terhadap pelaksanaan tugas pekerjaannya.
Adapun dalam Kinerja Pelayanan Akademik terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kerja : Peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan kerja dan peningkatan sikap.
4. Kohesivitas Kelompok Pegawai
Berbagai ahli telah membuat definisi tentang kelompok, diantaranya Shaw dan Barker (dalam Iskandar, 2005: 73-74). Shaw merumuskan pengertian kelompok sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lainnya dalam suatu cara dimana masing-masing orang saling mempengaruhi.
Hare dan Nixon II (dalam iskandar, 2005 : 84) mengasumsikan bahwa kelompok yang lebih kompak cenderung pula lebih produktif bila mana kelompok tersebut dimotivasi untuk meragakan (menampilkan tugas secara baik). Keragaan tugas kelompok adalah suatu tindakan atau hasil dari tindakan yang diperlukan oleh kelompok, baik tugas itu dilakukan oleh anggota ataupun dilakukan oleh kelompok itu sendiri secara keseluruhan. Dengan kata lain, keragaan tugas kelompok atau apa-apa yang dihasilkan kelompok adalah dalam rangka mencapai  tujuan kelompok.
Adapun untuk mengukur Kohesivitas Kelompok Pegawai dapat dilihat dari dimensi dan indikator sebagai berikut : Kebutuhan Interpersonal.

1.      Dimensi Kebutuhan Interpersonal
Adapun dalam Kohesivitas Kelompok Pegawai terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan interpesonal : inklusi, afeksi dan control.
5. Perilaku Belajar
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo,N,1993 : 55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. (Soekidjo,N,1993 : 58).
Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keselurahan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
            Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Adapun untuk mengukur Perilaku Belajar dapat dilihat dari dimensi dan indikator sebagai berikut : Proses dan Hasil.
1.      Proses
Adapun dalam Perilaku Belajar terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi Proses : Refleks dan kebiasaan.
2.       Hasil
Adapun dalam Perilaku Belajar terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil : menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor

6. Prestasi Belajar
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar mahasiswa adalah gambaran kemampuan mahasiswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran ”. Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)”prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.
Adapun untuk mengukur Prestasi Belajar dapat dilihat dari dimensi dan indikator sebagai berikut : Akademik dan Non Akademik.
1. Akademik  
Adapun dalam Prestasi Belajar terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi Akademik : Hasil UTS dan Hasil UAS
2. Non Akademik
Adapun dalam Prestasi Belajar terdapat indikator/faktor-faktor yang mempengaruhi Non Akademik : Kegiatan Ekstra Kurikuler

D. Metodologi Penelitian
          Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan teknik survey. Iskandar  (2005:174) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif ada hubungannya dengan pemaparan suatu fenomena atau hubungan antara dua fenomena atau lebih.
          Dalam penelitian ini variabel yang diukur terdiri dari satu variabel bebas (independent variable) yaitu Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian yang dinotasikan dengan X1 dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan yang dinotasikan dengan X2 , dua variabel antara (interventing variable) yaitu Kinerja Pelayanan Akademik yang dinotasikan dengan Y1 dan Kohesifitas Kelompok Pegawai yang dinotasikan dengan Y2, dan dua variabel terikat (dependent variable) yaitu Perilaku Belajar Mahasiswa yang dinotasikan dengan Z1 dan Prestasi Belajar Mahasiswa yang dinotasikan dengan Z2.
           Variabel-variabel penelitian di atas secara struktural dapat digambarkan melalui sebuah paradigma. Keenam  variabel tersebut di atas tentunya mempunyai hubungan atau keterkaitan satu sama lainnya, bahkan tentunya saling pengaruh, sehingga secara skematis dapat digambarkan pada paradigma penelitian yang bersifat causal effectual sebagai berikut :

 


Pz1y1
 
Py1x1
 
                                                    
ry1y2
 
Py1x2
 
PZ1Y2
 
Pz2x1
 
rx1x2
 
                    X1                                  Y1                                 Z1













 

Py2x1
 
Pz2€4
 
Py2z2
 
          X2                                   Y2                                 Z2







Pxz2y2
 




€4
 


 



 

Selanjutnya, operasionalisasi keenam variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel
Dimensi
Indikator
Item
Variabel Bebas
Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian
(X1) William N Dunn :  2004
1.        Sosialisasi
a.        Materi pembinaan
b.        Waktu Pelaksanaan
c.        Pemahaman materi
d.        Tenaga Pelaksana
1-3
4-6
7-8
9-10
2.        Pelaksanaan Kebijakan
a.       Perencanaan
b.       Pelaksanaan
c.       Evaluasi
11-12
13-16
17-18
3.        Pengendalian
a.        Pengawasan
b.        Tindak lanjut
19-26
27-29
Variabel Bebas
Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2)
Notoatmodjo, Soekidjo(2003:54)
1.        Dana
a.        Ketersediaan dana
b.        Dukungan dana
c.        Realisasi dana
1-4
5-6
7-8
2.        Fasilitas/Sarana
a.        Ketersediaan fasilitas
b.        Mudah/tidaknya dijangkau
9-13
14-15
3.        Tenaga Kerja
a.         Monitoring
b.         Supervisi
c.         Evaluasi
16-17
18-19
20
Variabel  Antara
Kinerja pelayanan akademik (Y1)
Berry, et al. (1991:289) dan Kotler (1994:561)








1.        Motivasi
a.        Pemuas/ Instrinsic motivation
b.        Pemelihara/Maintenance
1-6
7-12
2.        Dukungan Sosial
a.        Keintiman/kedekatan
b.        Harga diri
c.        Keterampilan sosial
13-14
15-16
17
3.        Akses terhadap Sumber Informasi


a.        Kelebihan Informasi
b.        Pengertian
c.        Umpan balik
18-19
20
21-22
4.        Pembinaan Kerja
a.        Peningkatan pengetahuan
b.        Peningkatan keterampilan kerja
c.        Peningkatan sikap
23-25
26-28
29-31
Variabel  Antara
Kohesivitas Kelompok Pegawai  (Y2)
(Iskandar, Jusman, 2005 : 219).
Variabel Terikat
 

Perilaku Belajar Mahasiswa (Z1)
(Surya, 2004:49)
1.      Kebutuhan Interpersonal





1.  Proses
a.        Inklusi
b.        Afeksi
c.        Kontrol



a.        Refleks
b.        Kebiasaan
1-11
12-30
31-35


1-4
5-9
2.      Hasil
a.        Aspek Kognitif
b.        Aspek Afektif
c.        Aspek Psikomotorik
10-15
16-18
19-20
Variabel TerikatPrestasi Belajar Mahasiswa (Z2)
Depdiknas (2004:49)
1.  Akademik

a.      Hasil UTS
b.      Hasil UAS
1-3
4-7
2. Non Akademik
a.      Kegiatan Ekstrakulikuler
8-12
Sumber : Hasil Penelitian 2010

Dalam kegiatan pengumpulan data, alat ukur yang digunakan sesuai kebutuhan analisis penelitian adalah kuesioner atau angket. Pertanyaan yang diajukan dilakukan secara tertulis dan bersifat tertutup dimana jawabannya sudah disediakan, sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan, dengan memberikan tanda sesuai dengan petunjuknya dan katagori jawabannya terdiri dari lima tingkatan dengan menggunakan skala perbedaan semantik dengan tingkat pengukuran ordinal.
Untuk menguji validitas alat ukur penelitian, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan  Teknik yang digunakan dalam mengukur reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Alfa Cronbach.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran (target population) adalah seluruh Pegawai dan dosen yang terlibat dalam kegiatan akademik dan non akademik yang berstatus dosen tetap dan dosen tidak tetap seluruhnya berjumlah 35 orang di STIKes Karsa Husada Garut.
     Mengingat jumlah populasi terbatas, maka penelitian ini tidak dilakukan penarikan sampel atau seluruh populasi dijadikan responden penelitian (sensus).

Peneliti melakukan klasifikasi jenis data, sumber data dan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.   Jenis data, berupa data primer dan sekunder, yaitu :
a.  Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden.
b. Data sekunder berupa dokumentasi-dokumentasi.
2.   Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Responden penelitian, yaitu seluruh Pegawai dan dosen yang terlibat dalam kegiatan akademik dan non akademik yang berstatus dosen tetap dan dosen tidak tetap berjumlah 35 orang.
b. Sumber data lainnya berupa dokumen-dokumen yang ada di STIKes Karsa Husada Garut dan data dari tiap-tiap Program Studi.
3.   Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.  Studi lapangan (Field Research) yang dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1)  Observasi
2)  Wawancara
3)  Angket
b. Studi dokumentasi (Library Research), yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku sumber, catatan, dokumen, brosur, hasil penelitian sejenis, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pada penelitian ini, studi dokumentasi yang dimaksud adalah dengan mempelajari  kebijakan penyuluhan agama Islam, kinerja penyuluh agama Islam, peningkatan pengamalan keagamaan, dan kerukunan hidup beragama di Kabupaten Garut.

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti akan melakukan pengolahan dan analisis data dengan cara sebagai berikut :
1.    Editing
2.    Koding
3.    Tabulating
Penelitian ini dilakukan di STIKes Karsa Husada Garut, dengan waktu pelaksanaan dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.

E. Hasil Penelitian 
1. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Pelaksanaan kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1)
Hasil pengolahan data terhadap 29 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban adalah Baik, sebesar 77,50%. Persentase tertinggi :     Pelaksanaan sosialiasi kebijakan pembinaan kepegawaian meskipun dengan  waktu yang relatif pendek dapat berhasil dan meterinya berbobot serta berkualitas, sebesar 83,43%. Persentase terendah: Waktu pelaksanaan sosialisasi materi kebijakan ditentukan oleh STIKes bukan oleh Program studi, sebesar 69,71 %. Adapun Temuan permasalahan antara lain: Kebijakan Pembinaan Kepegawaian yang menjadi landasan belum disosialisasikan secara baik kepada seluruh sivitas akademika dan standar pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan belum jelas.

b. Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2)
Hasil pengolahan data terhadap 20 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban Responden adalah Baik, sebesar 79,11%. Persentasi tertinggi : Ketersedian jumlah tenaga pendukung fasilitas/sarana pendidikan sudah 
sesuai dengan ketersedian dana di STIKes Karsa Husada Garut, sebesar 83,43%.
Persentase terendah: Ketersediaan fasilitas/sarana pendidikan di STIKes sudah mencukupi akan kebutuhan penunjang pendidikan dan Kesesuaian pendidikan tenaga kerja penunjang fasilitas/sarana pendidikan sudah berdasarkan ketentuan STIKes Karsa Husada Garut, sebesar 76,00%. Adapun temuan permasalahan antara lain: Dukungan fasilitas/sarana pendidikan, standar pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan belum jelas.




c. Kinerja Pelayanan Akademik (Y1)
Hasil pengolahan data terhadap 31 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban Responden adalah Baik, sebesar 80,17%. Persentase tertinggi: Pengkuan terhadap ide, sikap dan kinerja antar pegawai STIKes sudah berjalan, sebesar 92,57%. Persentase terendah: Pegawai dalam mengerjakan dan menyelesaikan setiap pekerjaan atas  usaha sendiri tanpa bantuan orang lain dan Adanya kecenderungan pegawai menangkap  informasi hanya garis-garis besarnya saja, sebesar 72,00%. Adapun Temuan permasalahan antara lain: kondisi lingkungan  kerja belum sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan pola pembagian kerja belum berdasarkan keahlian dan pola  pengembangan karir belum  berjalan optimal.

d. Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y2)
Hasil pengolahan data terhadap 35 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban Responden adalah Baik, sebesar 78,96%. Persentase tertinggi: Anda sebagai anggota kelompok pegawai STIKes mudah diajak   kerjasama dalam kegiatan-kegiatan STIKes, sebesar 89,71 %. Persentase terendah: Didalam bergaul (berinteraksi) perhatian terhadap orang lain, sebesar  71,43 %. Adapun temuan permasalahan antara lain : komunikasi baik antar pegawai atau pegawai dengan atasan berjalan kurang baik dan kurangnya kesadaran pegawai dalam berorganisasi.

e. Perilaku Belajar Mahasiswa (Z1)
Hasil pengolahan data terhadap 20 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban Responden adalah Baik, sebesar 76,49%. Persentase tertinggi: Dalam proses kegiatan belajar , mahasiswa melakukan kegiatan mencatat  materi perkuliahan, sebesar 86,29 %.Persentase terendah: Dengan belajar mahasiswa mampu mengontrol emosi dalam mengatasi  permasalahan yang ada, sebesar 69,14 %. Adapun temuan permasalahan antara lain : Kesadaran mahasiswa dalam mengenal proses dan hasil belajar masih belum sesuai yang diharapkan.

f. Prestasi Belajar Mahasiswa  (Z2)
Hasil pengolahan data terhadap 20 pertanyaan adalah :
Rata-rata jawaban adalah Baik, sebesar 81,33%. Persentase tertinggi:
Prestasi belajar mahasiswa meningkat, maka lulusan yang mendapatkan pekerjaan setelah lulus 1 tahun terakhir sudah sesuai harapan hasil pencapain target lulusan,   sebesar 90,29 %. Persentase terendah: Prestasi non akademik mahasiswa dalam bidang olahraga dan seni  mengalami peningkatan, sebesar 72,57%. Adapun Temuan permasalahan antara lain : perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu belum berjalan optimal hal ini dikarenakan kegiatan non akademik dirasa masih kurang, sehingga kemampuan  berfikir dan keterampilan mahasiswa menjadi terbatas. Dan dalam kegiatan non akademik standar pelaksanaan dan pengawasan kegiatan masih sangat terbatas.

2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Utama (Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X) terhadap Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesifitas Kelompok Pegawai (Y) Dalam Mewujudkan Perilaku Belajar dan Prestasi Belajar mahasiswa (Z). 
Hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,3264. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel X terhadap Y dan Z, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (t0,975 ; 33) yaitu thitung = 2,9833 >  ttabel = 2,0345. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap variabel Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y) dan Perilaku Belajar Mahasiswa dan Prestasi Belajar Mahasiswa (Z).
            Besaran nilai Koefisien Determinasi (R2YZX) sebesar = 0,1065. Nilai ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X) berpengaruh terhadap Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y) dan Perilaku Belajar Mahasiswa dan Prestasi Belajar Mahasiswa (Z) sebesar 10,65 %, sedangkan sisanya (PYZÃŽ)2 sebesar 89,35 % dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan  (X) yang tidak dimasukkan ke dalam model.

b. Pengujian Sub Hipotesis dan Pembahasan
1. (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y1)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Fhitung yang diperoleh lebih besar dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 3,6854 dan Ftabel = 3,30. Hal ini berarti bahwa variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Kinerja Pelayanan Akademik (Y1).
Besaran nilai Koefisien Determinasi (R2Y1X1,X2) sebesar = 0,1872. Nilai ini menunjukkan bahwa Kinerja Pelayanan Akademik (Y1) dipengaruhi oleh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) sebesar 18,72 %, sedangkan sisanya (PY1ÃŽ)2 sebesar 81,28 % dipengaruhi oleh variabel lainnnya diluar variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan yang tidak dimasukkan ke dalam model.

2. (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y2)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 1,8781 dan Ftabel = 3,30. Hal ini berarti bahwa variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y2) dengan oefisen jalur -0,1278. Adapun hasil pengujian koefisien jalur bahwa tidak terdapat pengaruh antara dukungan fasilitas/sarana pendidikan dengan kohesifitas kelompok pegawai hal ini dikarenakan kohesifitas kelompok pegawai lebih minitik beratkan kepada keputusan terhadap kebijakan yang diambil dan kohesifitas kelompok merupakan unsur-unsur sosial, budaya yang terjadi dan bisa dikatakan tidak ada hubungannya dengan dukungan sarana/fasilitas pendidikan.   
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan terlihat bahwa Kohesivitas Kelompok Pegawai tidak dipengaruhi oleh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan secara simultan. Dengan demikian kecenderungan semakin baik pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan tidak memberikan peluang bagi tercapainya Kohesivitas Kelompok Pegawai yang lebih baik.
           
3. (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Z1)
Hasil pengujian variabel X1 dan X2 terhadap Z1 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 1,6035 dan Ftabel = 3,30. Hal ini berarti bahwa variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Z1) dengan koefisien jalur 0,0545.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan terlihat bahwa Perilaku Belajar Mahasiswa tidak dipengaruhi oleh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan secara simultan. Dengan demikian kecenderungan semakin baik pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan tidak memberikan peluang bagi tercapainya Perilaku Belajar Mahasiswa yang lebih baik.
4. (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Z2)
Hasil pengujian variabel X1 dan X2 terhadap Z2 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 0,2081 dan Ftabel = 3,30. Hal ini berarti bahwa variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Prestasi Belajar Mahasiswa (Z2).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan terlihat bahwa Prestasi Belajar Mahasiswa tidak dipengaruhi oleh Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan secara simultan. Dengan demikian kecenderungan semakin baik pelaksanaan Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan tidak memberikan peluang tercapainya Prestasi Belajar Mahasiswa yang lebih baik.
Setelah diketahui secara bersama-sama bahwa Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan tidak mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa, maka perlu diketahui pula pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ternyata terdapat indikasi yang sama pada tingkat parsial bahwa masing-masing variabel bebas tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap pencapaian Prestasi Belajar Mahasiswa.
Variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian tidak memberikan pengaruh nyata terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat dari nilai koefisien jalur variabel tersebut sebesar 0,1133. Hal ini dikarenakan belum adanya kebijakan yang mengatur target tujuan perguruan tinggi tentang prestasi mahasiswa sehingga menghasilkan output yang diharapkan oleh perguruan tinggi dan stakeholdernya.


5. (Pengaruh Y1 dan Y2 terhadap Z1)
Hasil pengujian variabel Y1 dan Y2 terhadap Z1 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 2,5300 dan Ftabel = 3,30. Hal ini berarti bahwa variabel Kinerja Pelayanan Akademik (Y1) dan Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y2) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Z1).
Variabel Kinerja Pelayanan Akademik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat dari nilai koefisien jalur variabel tersebut sebesar 0,3501. Dari perhitungan juga menunjukkan bahwa Kohesivitas Kelompok Pegawai tidak memberikan pengaruh nyata terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat dari nilai koefisien jalur variabel tersebut sebesar 0,0405.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan terlihat bahwa Perilaku Belajar Mahasiswa tidak dipengaruhi oleh Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesivitas Kelompok Pegawai secara simultan. Dengan demikian kecenderungan semakin baik pelaksanaan Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesivitas Kelompok Pegawai tidak memberikan peluang bagi tercapainya Perilaku Belajar Mahasiswa yang lebih baik.

6. (Pengaruh Y1 dan Y2 terhadap Z2)
            Hasil pengujian variabel Y1 dan Y2 terhadap Z2 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (F0,05;2; 32) yaitu Fhitung = 1,3955 dan Ftabel = 3,09. Hal ini berarti bahwa variabel Kinerja Pelayanan Akademik (Y1) dan Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y2) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel Prestasi Belajar Mahasiswa (Z2).
Variabel Kinerja Pelayanan Akademik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat dari nilai koefisien jalur variabel tersebut sebesar 0,2388. Dari perhitungan juga menunjukkan bahwa Kohesivitas Kelompok Pegawai tidak memberikan pengaruh nyata terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Hal ini terlihat dari nilai koefisien jalur variabel tersebut sebesar 0,0807. Hal ini dapat dipahami karena kinerja pelayanan akademik dan kohesifitas kelompok pegawai tidak berpengaruh nyata karena prestasi belajar mahasiswa akan baik apabila dipengaruhi oleh sikap dan perilaku dosen, kesadaran mahasiswa dalam belajar.   

7. Pengujian Antara Variabel Bebas
Rumusan hipotesis yang diajukan adalah : “terdapat korelasi/hubungan antara Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dengan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan”. Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian korelasi product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,5270 dengan sifat hubungan berkorelasi positif.
            Untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan antara variabel X1 dan X2, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, yaitu        thit = 3,5622 > t0,975 = 2,0345. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga kedua variabel tersebut, yaitu Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian (X1) dengan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan (X2) memiliki keeratan hubungan cukup siginifikan.

8. Pengujian Antara Variabel Antara
Rumusan hipotesis yang diajukan adalah : “terdapat korelasi/hubungan antara Kinerja Pelayanan Akademik dengan Kohesivitas Kelompok Pegawai”.      Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian korelasi product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,4328 dengan sifat hubungan berkorelasi positif.
            Untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan antara variabel Y1 dan Y2, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, yaitu        thit = 2,7576 > t0,975 = 2,0345. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga kedua variabel tersebut, yaitu Kinerja Pelayanan Akademik (Y1) dengan Kohesivitas Kelompok Pegawai (Y2) memiliki keeratan hubungan kurang signifikan.

9. Pengujian Antara Variabel Terikat
Rumusan hipotesis yang diajukan adalah : “terdapat korelasi/hubungan antara Perilaku Belajar Mahasiswa dengan Prestasi Belajar Mahasiswa”.            Untuk menjawab hipotesis yang diajukan tersebut, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan menggunakan pengujian korelasi product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,3860 dengan sifat hubungan berkorelasi positif.
            Untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan antara variabel Z1 dan Z2, maka dilakukan pengujian, yaitu dengan melihat perbandingan antara thitung dan ttabel Berdasarkan pengujian diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, yaitu        thit = 2,4035 > t0,975 = 2,0345. Dari nilai tersebut diperoleh keputusan Ho ditolak, sehingga kedua variabel tersebut, yaitu Perilaku Belajar Mahasiswa (Z1) dengan Prestasi Belajar Mahasiswa (Z2) memiliki keeratan hubungan kurang signifikan.








F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responen pada variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian adalah baik, dengan indikator persentase tertinggi ada pada dimensi sosialisasi, yaitu  mengenai “Materi dan Tenaga Pelaksana”, sedangkan persentase terendah terdapat pada dimensi Pengendalian, yaitu mengenai “Pengawasan dan Tindak Lanjut”. Selanjutnya adalah rata-rata jawaban responden pada variabel Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan adalah baik, dengan indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi terdapat pada dimensi Tenaga Kerja, yaitu ”Monitoring”, sedangkan persentase terendah juga terdapat pada dimensi Fasilitas/Sarana dan Tenaga Kerja, yaitu mengenai “Ketersediaan Fasilitas dan Supervisi.
Sedangkan Rata-rata jawaban responden pada variabel Kinerja Pelayanan Akademik adalah baik, dengan indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi ada pada dimensi Motivasi, yaitu mengenai “Pemuas/Instrinsic Motivation”, sedangkan persentase terendah terdapat pada dimensi Dukungan Sosial dan Akses Terhadap Sumber Informasi, yaitu mengenai “Keterampilan Sosial dan Kelebihan Informasi”.  Sementara itu rata-rata jawaban responden pada variabel Kohesifitas Kelompok Pegawai adalah baik, dengan indikator dengan persentase tertinggi terdapat pada dimensi Kebutuhan Interpersonal, yaitu mengenai “Inklusi”, sedangkan persentase terendah terdapat pada dimensi Kebutuhan Interpersonal. yaitu mengenai “Afeksi”.
Selanjutnya adalah rata-rata jawaban responden pada variabel Perilaku Belajar Mahasiswa adalah baik, dengan indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi terdapat pada dimensi Proses, yaitu mengenai “Refleks”, sedangkan persentase terendah terdapat pada dimensi Hasil, yaitu mengenai “Aspek Afektif.
Sedangkan Rata-rata jawaban responden pada variabel Prestasi Belajar Mahasiswa adalah baik, dengan indikator yang memiliki nilai persentase tertinggi ada pada dimensi Akademik, yaitu mengenai “Hasil UAS”, sedangkan persentase terendah terdapat pada dimensi Non Akademik, yaitu mengenai “Kegiatan ekstrakulikuler”.
Kesimpulan pengujian hipotesis utama menunjukan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasiltas/Sarana Pendidikan berpengaruh secara nyata terhadap variabel Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesifitas Kelompok Pegawai Dalam Mewujudkan Perilaku Belajar Dan Prestasi Belajar Mahasiswa, selanjutnya hasil pengujian sub-sub hipotesis menunjukan bahwa Secara simultan dan parsial semua variabel tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Sementara itu terdapat hubungan korelasional yang cukup signifikan antar variabel bebas, selanjutnya terdapat korelasional yang kurang signifikan antar variable antara dan terikat.
Beberapa temuan masalah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, pada variabel Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian setelah dilaksanakannya Pengawasan tidak dibarengi tindak lanjut dan evaluasi serta perbaikan sehingga kebijakan yang dilaksankan tidak ada perubahan kearah yang lebih baik.
Kedua, pada variabel Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan ketersediaan fasilitas dalam menunjang  pendidikan dirasa masih kurang dan perlu ditambah, dan kegiatan supervisi dalam meninjau akan adanya dukungan fasilitas/sarana belum berjalan optimal.
Ketiga, pada variable Kinerja Pelayanan Akademik keterampilan sosial seorang pegawai masih harus ditingkatkan dan kelebihan Informasi yang didapat oleh pegawai hendaknya dapat menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan di STIKes.
Keempat, pada variabel Kohesifitas Kelompok Pegawai, afeksi sejauhmana kekuatan yang positif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya untuk kemajuan STIKes.
Kelima, pada variabel Perilaku Belajar Mahasiswa, Afektif yang ditunjukkan oleh mahasiswa masih bersifat negatif terutama terhadap pengembangan dan peningkatan perilaku belajar mahasiswa.
Keenam, pada variabel Prestasi Belajar Mahasiswa, dalam kegiatan non akademik mahasiswa belum mengalami peningkatan, sehingga perlu dilaksanaan pembinaan yang berkesinambungan.      
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah kurangnya koordinasi pimpinan dan bawahan dalam pelaksanaan tugas, laporan yang dibuat tidak dikaji dan dievaluasi oleh pimpinan sehingga pelayanan yang prima kepada mahasiswa menjadi terhambat, dan masyarakat menjadi kurang percaya terhadap pelayanan yang diberikan oleh STIKes.

2.      Saran
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat msalah-masalah atau kekurangan dalam pelaksanaan kebijakan pembinaan kepegawaian, maka sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas Pelayanan publik di STIKes Karsa Husada Garut, disampaikan sejumlah saran-saran sebagai berikut :
1.        Saran untuk menyempurnakan pelaksanaan kebijakan
a.       STIKes Karsa Husada Garut perlu segera membuat Kebijakan atau  Peraturan tentang Program Peningkatan Perilaku Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa secara komperhensif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1)      Membuat target dan tujuan program yang akan dilaksanakan.
2)      Menyusun program dan langkah-langkah strategis guna mendukung target dan tujuan yang diharapkan
3)      Metode sosialisasi yang dibuat hendaknya sesuai keadaan dan mudah dipahami
4)      Melaksanakan monitoring serta evaluasi dengan tindak lanjut dan perbaikan-perbaikan atas pelaksanaan program yang dibuat.
2.         Peningkatan kualitas pelaksanaan kebijakan guna mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain :
1)      Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan aspek-aspek pendukung
2)      Mempersiapkan sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan kebijakan
3)      Mengorganisir seluruh pendukung pelaksanaan kebijakan dari mulai sumber daya manusia sebagai pelaksana serta fasilitas yang dibutuhkan serta mendukung terhadap keberhasilan tujuan yang ditetapkan.
3.         Peningkatkan kualitas dan kuantitas dari petugas pelayanan akademik, yang disesuaikan dengan kebutuhan program yang akan dicapai serta potensi-potensi yang akan mendukung sasaran-sasaran program. Adapun  langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut :
1)      Menginventarisir SDM berdasarkan keahlian dan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
2)      Meningkatkan kegiatan pelatihan dan pendidikan pegawai dan dosen.
3)      Mengevaluasi dan memperbaiaki kinerja pegawai setiap saat.
4.         Pelaksanakan seleksi/rekruitmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar prosedur perekrutan pegawai di STIKes Karsa Husada Garut. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1)      Dalam perekrutan dosen dan pegawai, hendaknya Program Studi dan STIKes  mengajukan kebutuhan akan tenaga dosen dan tenaga kependidikan berdasarkan keahlian/kemampuan yang diinginkan.
2)      Setelah dosen atau pegawai diterima perlu diorientasikan terlebih dahulu agar dosen atau pegawai mengenali pekerjaannya maupun lingkungan kerja yang baru.
3)      Adanya Training/pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan tertentu.

5.        Saran untuk pemecahan masalah, adalah:
a.       Agar Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian berjalan efektif dan menjadi lebih baik maka pengawasan yang dilakukan harus dapat merubah perilaku pelaksana kebijakan sehingga pelaksana kebijakan tidak melakukan penyimpangan dan mengeluarkan seluruh kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya.
b.      Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan dalam ketersediaan fasilitas  penunjang  pendidikan akan lebih baik apabila kegiatan supervisi dalam meninjau akan adanya dukungan fasilitas/sarana berjalan optimal.
c.       Pembinaan dan arahan terhadap Kinerja Pelayanan Akademik STIKes dilaksanakan secara berkesinambungan terutama dalam hal menilai dan mengevaluasi sejauh mana para pelaksana dilapangan dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya dalam mendidik dan memotivasi mahasiswa agar memilki perilaku belajar dan prestasi belajar yang baik.
d.      Kohesifitas kelompok pegawai diarahkan oleh STIKes menjadi lebih baik supaya afeksi pegawai STIKes bersifat positif sehingga mendukung dalam kemajuan STIKes.
e.       Pengembangan dan peningkatan perilaku belajar mahasiswa hendaknya ditingkatkan melalui kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksankan oleh dosen dengan meningkatkan nilai-nilai moral dan etika dalam materi yang diberikan sehingga berdampak positif dalam perilaku belajar mahasiswa.
f.       Agar prestasi non akademik mahasiswa berupa kegiatan ekstrakulikuler akan mengalami peningkatkan apabila pembinaan, evaluasi dan pengawasan yang berkesinambungan  dilaksanakan oleh STIKes
6.         Saran untuk penelitian lebih lanjut
Mengingat terdapat beberapa temuan pada penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka diharapkan pada masa yang akan datang berbagai pihak dapat meneliti lebih lanjut masalah-masalah diluar dari variabel-variabel / epsilon pada penelitian ini yang mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan Pembinaan Kepegawaian dan Dukungan Fasilitas/Sarana Pendidikan Terhadap  Kinerja Pelayanan Akademik dan Kohesifitas Kelompok Pegawai Dalam Mewujudkan Perilaku Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan penelitian lanjutan ini dapat memberikan kontribusi bagi upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik termasuk pelayanan publik sebagai upaya meningkatkan perilaku belajar dan prestasi belajar mahasiswa yang merupakan tugas STIKes.

G. Daftar Pustaka
BUKU-BUKU

Ahmadi, Abu,     2007, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta

Anwar, Saifudin. 2005, Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Pustaka Pelajar Jogjakarta

Bungin, Burhan,  2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya. Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Depdikbud, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Dunn, William, N. 1999, Analisis Kebijakan Publik, Penyadur Muhajirin Darwin, Hanindita Graha Widya, Jakarta

Echols John M. & Hassan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Fattah, Nanang, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gennen, Stephen, 1999, Pengukuran Kinerja Pegawai, Tarsito, Bandung.

Gibson, James L., Invancevich, John M., dan Donnelly, Jame H. Jr. (1996), Organisasi, alih bahasa Ir. Nunuk Ardiani, MM, Bina Aksara, Jakarta.

Hasibuan, Malayu SP, 2006, Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah,                                       Bumi Aksara, Jakarta

Iskandar , Jusman, 2005a, Kapita Selekta administrasi Negara dan Kebijakan Publik. Puspaga. Bandung

                             , 2005b, Manajemen Publik, Puspaga. Bandung

                             , 2005c, Bunga Rampai Administrasi Negara, Puspaga. Bandung.

                               , 2009a, Teori Administrasi, Puspaga, Bandung.

294
 
                               , 2009b, Teori Sosial, Puspaga, Bandung.

                               , 2009c, Teori dan Isu Pembangunan, Puspaga, Bandung

                               , 2009d, Dinamika Kelompok, Puspaga, Bandung

Islamy, Irfan, 2001, Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Bina Aksara, Jakarta.

Jones, Charles, O. 1996, Pengantar Kebijakan Publik, diterjemahkan oleh Nasir Budiman, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Karnoto, 2005, Ilmu Perilaku, Akper Karsa Husada, Garut.

Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP YKPN, Yogyakarta.

Notoatmodjo, soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta.

Poerwadarmita,   2004, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Alfabeta, Bandung

Ramdhani, M. Ali, 2003, Diktat Kuliah Statistika,Insan Akademika, Bandung.

                             , 2004, Manajemen Strategi, Insan Akademika, Bandung.                

Rasyid, M. ryaas, 2002, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Pustaka Offset, Yogyakarta    


Sadilli, Hasan, 2003, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Gramedia Pustaka 
                             Utama, Jakarta.

Singaribuana, Masri, dan Sofyan Effendi,1995, Metode Penelitian Survey,  
                            LP3ES, Jakarta.

Subagyo, Ahmad, 2008, Studi Kelayakan, Elex Media Komputindo,Jakarta.

Sugiyono, 2003, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung
     
               , 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
     
Supranto, Bambang, 1997, Statistik Terapan, Rineka Cipta, Jakarta.

Supriatna Tjahya,2000, Legitimasi Pemerintahan: Manajemen dan Organisasi Publik serta Manajemen Pemerintahan Daerah, CV. Maulana, Bandung

Supriatna, Cahya, 2001, Akuntabilitas Pemerintah dalam Administrasi Publik, Indra Prahasta, Bandung

Susilo, Maryoto,   2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta

Syah, Muhibin, 2005, Psikologi Belajar, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Thoha, Miftah,     1999, Dimensi-dimensi Ilmu Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wahab, Abdullah Salihin, 1997, Pengantar Analisis Implementasi Kebijakan Negara, Rineka Cipta, Jakarta

_____________     2008, Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Bumi Aksara, Jakarta

Wibowo, 1998, Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Winardi, 1998, Pengantar Tentang Teori Sistem dan Analisa Sistem, Mandar Maju, Bandung

                      , Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Mandar Maju, Bandung

Wojowasito, S., 2002, Kamus Bahasa Indonesia, Shinta Dharma, Bandung.

Yashin, Suichan, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBI Besar), Amanah, Surabaya


JURNAL-JURNAL

DIALEKTIKA, Jurnal  Administrasi Negara, Vol 1 No.1 November 2002-Desember 2002, Perhimpunan Ilmuwan Ilmu Administrasi Negara (PIANI), Bandung.

                        , Jurnal Administrasi Negara, Vol 1 No.2 Desember 2002-Januari 2003, Perhimpunan Ilmuwan Ilmu Administrasi Negara (PIANI), Bandung.

                        , Jurnal Administrasi Negara, Vol 1 No.3 Februari 2003-Maret 2003, Perhimpunan Ilmuwan Ilmu Administrasi Negara (PIANI), Bandung.

DOKUMEN-DOKUMEN
·         PP No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
·         PP No. 60 tahun 1999 tentang Tata dan Laksana Perguruan Tinggi.
·         UU No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional yang berisi pembentukan badan akreditasi nasional dan sertifikasi mengajar di Perguruan Tinggi.
·         UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
·         STATUTA, STIKes Karsa Husada Garut, 2007
·         Surat Keputusan Yayasan Dharma Husada Insani, garut, Januari 2009, Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Operasional Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar